RSS

Kerinduan dalam pengkhiatannya

Sudah sekian lama kutunggu kedatanganmu, tapi tiada jua kau datang padaku. Tiap orang yang melintas kuperhatikan dan setiap kali kudengar suara yang memanggil, seolah-olah orang itu adalah lantunan suaramu yang memanggil, serasa-rasa kau dating menjengukku. Tapi ternyata bukan, ah betapa kecewanya aku. Begitulah keadaanku selama ini, selalu menunggu-nunggu dan menanti-nanti kedatanganmu. Hingga lemas lunglailah sekujur persendian dan perih rasanya biji mataku, namun engkau tak kunjung datang.

Kini timbullah dihatiku suatu kepastian bahwa engkau telah melupakan aku, kau biarkan aku merasa seperti ini. Padahal engkau tahu betul bahwa aku aku sangat mencintaimu, segala apa yang menjadi milik saya kuserahkan seluruhnya kepadamu, tiada secuilpun milikku yang tercecer. Ah, betapa sampai hati kau berbuat demikian…? Benarkah engkau telah melupakanku..? sungguhkah engkau tak mau mengindahkan aku lagi..? lupakah engkau sudah pada kata-kata yang kau ucapkan sendiri pada waktu mulai perkenalan…?

Betapa hancur luluh hatiku, tenggelam dalam lembah kekecewaan dan remuk redam hatiku bagaikan puing-puing berantakan, pudarlah sudah segala harapanku yang selama ini kupersiapkan.

Lama engkau tak datang dan tiada pula kabar beritanya yang membuatku resah selalu. Tidakkah engkau sadari betapa malangnya nasibku ini yang telah terlanjur mengasihimu dan mencintaimu? Oleh bujuk rayuanmu yang manis bagaikan madu, tapai pada hakikatnya itu adalah racun yang siap membunuh mangsanya. Dengan rayuanmu itulah akhirnya aku rela mengorbankan diriku yang sepenuhnya mencintai kekasihnya. Kau telah meminta pengorbanan dariku, dan semua itu tidak kutolak, Karena aku yakin akan menjadi milikmu selamanya sebagai suami istri. Tapi tiada kusangka, setelah engkau puas mempermainkanku, kau tinggalkan aku sebagai bunga yang telah layu dsn merana. Ibarat tebu habis manis sepah dibuang itu nasibku sekarang ini. Apakah dayaku sebagai seorang perempuan, aku tak kuasa mencarimu.

Siang dan malam aku ini teruraui dan mandi dengan air mawar, menanggung rindu dan terkapar dalam badai kekecewaan. Sampai terkapar seperti ini…?

Kaulah satu-satunya lelaki yang kunanti-nanti, yang kucintai dengan sepenuh hati. Ingatlah akan sumpahmu pada malam yang tak pernaha kulupakan itu. Kenanglah pada pengorbanan yang telah kuberikan kepadamu, ingatlagh atas segala yang telah kulakukan atas diriku. Sungguh merasa air mataku telah kering, karena aku tak habis menangisimu. Kini aku tak kuasa lagi untuk menangis, karena demikian besar dan menggelora kesedihan yang telah melanda diriku. Bagaika gelombang samudra raksasa yang menyerang biduk kecil yang terapung-apung ditengah lautan yang sedang menggila.

Aku sangat rindu kepadamu. Aku tetap mencintaimu. Wahai kekasihku datanglah kepangkuanku, sungguh banyak yang akan kuutarakan kepadamu, yang tak mugkin bisa kuuraikan lagi

0 komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurutmu tentang Blog ini...???