RSS

ORANG YANG DIJAMIN MASUK SYURGA “MASYITHAH”

Masyithah itu seorang pembantu. Ia bekerja dirumah penguasa yang dzalim yang mengaku sebagai tuhan. Fir’aun, dialah majikannya. Bisa dibayangkan seberapa membahayakan nasib merka. Sedikit melakukan kesalahan, bukan mustahil bila harus ditebus dengan nyawa.

Dan itulah yang terjadi. Kisahnya bermula, ketika suatu hari , Masyithah menyisir rambut anak majikannya. Tiba-tiba sisirnya terjatuh. Secara reflek, Masyithah berkata, “Celakalah orang yang mengingkari Allah”. Mendengar tuhan selain Fir’aun yang disebut Masyithah, anak Fir’aun terkejut. Ia bertanya, “apakah kamu percaya kepada Tuhan selain bapakku?””

“Tuhanku, Tuhan Fir’aun dan Tuhan semuanya adalah Allah,” jawab Masyithah dengan tegas. Jawaban itu disambut dengan tamparan keras ke pipi Masyithah. Dan diteruskan dengan pukulan bertubi-tubi. Masyithah hanya diam. Ia sadar bahwa itu tamparan dan pukulan itu adalah harga yang harus dibayar. Meski ia juga memahami bahwa siksaan itu baru awal derita yang akan menerpanya.

Selang berapa lama kemudian, Fir’aun yang mendapat laporan dari anaknya, segera memanggil Masyithah. “kamu menyembah Tuhan selain aku?” Tanya Fir’aun. “benar, Tuhanku, Tuhanmu dan Tuhan semuanya adalah Allah. Hanya kepada-Nya aku menyembah, “jawab Masyithah tanpa terbesit keraguan sedikitapun.

Raja yang kejam itu murka. ia perintahkan anak buahnya untuk mengikat tangan dan kaki masyithah. Selanjutnya, puluhan hewan berbisa disebar. Dibiarkan menggigit dan mematuknya. Untuk satu tujuan. Memaksa Masyithah, mengakui Fir’aun sebagai Tuhan.

Keesokan harinya. Fir’aun datang. Ia membayangkan Masyithah telah berubah pikiran. Tapi ia salah besar. Masyithah hari itu tetaplah Masyithah yang kemarin. “aku akan menyembelih anakmu didepan matamu, bila kamu tidak mau mengakui aku sebagai Tuhan, “ ancam Fir’aun.

Ancaman yang disambut dengan ketegaran. “lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan.” Kata Masyithah dengan tegar. Sebagai seorang ibu, tentu tidak rela melihat anaknya disembelih di hadapannya. Tapi masalah ketuhanan jauh lebih besar dari sekedar anak. Siksaan yang diterima sekarang, tak seberapa bila dibandingkan dengan panasnya api neraka, bila ia menuruti kemauan Fir’aun.

Fir’aun membuktikan ancamannya, didepan mata Masyithah, ia menyembelih anak kesayangan masyithah. Tetesan air mata itu, itu suatu hal yang pasti. Tapi Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya larut dalam kesedihan. Dengan kekuasaan-Nya, Masyithah dapat mendengar ruh anaknya. “Bersabarlah ibu, karena balasanmu disisi Allah begini dan begitu.”

Pada hari yang lain, Fir’aun datang kembali. Ia berharap Masyithah mengakui ketuhanannya. Tapi Masyithah beargeming, hingga Fir’aun mengancam akan membunuh anaknya yang kedua. Ancaman demi ancaman, siksaan demi siksaan, menjadi santapan rutin Masyithah. Tapi semua itu tidak meraubah pikirannya. Ia tetap Masyithah yang duluu, meski seberat apapun cobaan menerpanya.

Anaknya yang kedua telah menyusul saudaranya. Sama persis. Syahid didepan ibunya. Tinggal masyithah sendirian. Dan episode kisahnya pun berakhir manis. Masyithah syahid ditangan Fir’aun. Manis karena telah mendapat jaminan Allah swt. Menikmati syurga-Nya dalam kehidupan yang abadi. Dipertemukan kembali dengan anak-anaknya dalam kebahagaiaan yang hakiki.




0 komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurutmu tentang Blog ini...???